Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Seren Taun Tri Panca Tunggal

DARI SEBUAH KISAH TENTANG SEREN TAUN “TRI PANCA TUNGGAL” KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Ketika penulis menuliskan artikel ini tentang judul diatas mungkin ada beberapa orang yang merasas tidak nyambung dengan kata tradisi dan kepercayaan walaupun kedua kata tersebut dirasa kontardiktif tapi memiliki kedekatan pemahaman secara pengertian. Sesuai dengan kata dasar dari Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Sedangkan Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
Lalu apa korelasinya antara tradisi dengan kepercayaan dengan kebersahajaan dengan alam dari yang mau diungkap pada acara Seren Taun yang setiap tahunnya dilaksanakan pada bulan Rayagung pada penanggalan sunda, Seren Taun adalah upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan setiap tahun. Upacara ini berlangsung khidmat dan semarak di berbagai desa adat Sunda. Upacara adat sebagai syukuran masyarakat agraris ini diramaikan ribuan masyarakat sekitarnya, bahkan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan mancanegara.
Saat ini tinggal beberapa desa yang masih tetap menjalankan tradisi Seren Taun ini. Desa-desa yang masih menjalankan tradisi ini antara lain adalah Desa adat Sidang Barang, Desa Kanekes, Kasepuhan Banten Kidul, dan Desa Cigugur. Makna upacara Seren Tahun bagi masyarakat di cigugur menjadi sebuah hajatan kampung karena hampir semua warga di desa ini terlibat dan merayakan tradisi yang sudah berlangsung secara turun temurun ini.

Istilah Seren Taun

Istilah Seren Taun berasal dari kata Seren dan Tahun. Dalam bahasa Sunda, Seren berarti menyerahkan. Sedangkan kata Taun artinya Tahun. Dengan kata lain, Seren Taun merupakan prosesi serah terima dari panen tahun lalu untuk tahun mendatang. Upacara Adat Seren Taun dalam pandangan budaya Sunda tidak lain adalah sebagai sarana untuk mengucap syukur kepada Tuhan YME atas hasil panen yang sudah diperoleh. Tidak lupa, masyarakat di sini juga berdoa memohon agar panen di tahun mendatang lebih baik dari saat ini. Prosesi seserahan tersebut disimbolkan sebagai pemindahan padi menuju lumbung padi.
Desa cigugur yang masuk pada peta wilayah Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawabarat, memiliku kultur kepercayaan yang unik dan beragam ada Islam, Kristen Protestan, Katolik, dan yang lebih unik ada penganut kepercayaan, semuannya berdampingan bersahaja tanpa memikirkan perbedaan kepercayaan tersebut semua menyatu dan bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha Esa pemilik alam atas segala limpahan karunia yang sudah dikucurkan, mulai dari air, tanah yang diberkahi dengan kesuburan. Pada puncak acara seren tahun prosesi upacara adat ini terdapat prosesi mengangkut padi yang disebut dengan ngangkut pare (Dalam bahasa Indonesia Padi). Dalam prosesi ini, padi atau pare dari sawah diangkut ke lumbung padi atau leuit menggunakan pikulan khusus yang dikenal dengan rengkong. Selama padi diangkut menuju ke lumbung, rombongan pengangkut akan diiringi dengan tabuhan musik tradisional.
Setiap desa adat memiliki dua lumbung padi. Lumbung utama terdiri dari leuit sijimat, indung, dan inten. Leuit sendiri artinya adalah lumbung padi. Sementara itu lumbung yang kecil dikenal sebagai leuit leutik. Leuit utama digunakan sebagai tempat penyimpanan padi ibu dan pare bapak. Padi ibu ditutup menggunakan kain putih sedangkan pare babak ditutup dengan kain hitam. Padi yang disimpan ini nantinya akan digunakan oleh warga setempat sebagai benih untuk musim tanam selanjutnya. Selain leuit-leuit di atas, ada pula Leuit pangiring. Leuit ini menjadi lumbung cadangan yang akan menampung padi yang tidak cukup disimpan di Leuit induk.
Di beberapa desa adat, Seren Taun biasanya dimulai dengan mengambil air suci dari tujuh sumber mata air yang dikeramatkan. Air dari tujuh mata air tersebut kemudian disatukan di dalam satu wadah dan didoakan. Air ini dianggap bertuah dan memberi berkah. Setelah didoakan, air dicipratkan pada setiap orang hadir dalam dalam upacara adat untuk membawa berkah. Ritual selanjutnya adalah sedekah kue. Dalam ritual ini warga yang hadir berebut untuk mengambil kue yang ada di pikulan atau tampah. Kue ini dipercaya akan memberi berkah yang melimpah bagi yang berhasil mendapatkannya. Kemudian, ritual dilanjutkan dengan penyembelihan kerbau. Daging kerbau ini kemudian dibagikan pada warga yang kurang mampu dan dilanjutkan dengan acara makan tumpeng bersama.
Mereka mempersiapkan berbagaimacam bibit untuk nanti mereka tuai di masa panen, mereka mempersiapkan alam dan mencoba bersatu dengan alam lewat rasa syukur yang mereka berikan pada alam, lewat perbedaan agama dan kepercayaan, lewat perbedaan penyampaian doa, walaupun tujuannya sama, yaitu mereka menyampaikan syukur terhadap Sang Maha pencipta.
Untuk yang ingin berkenan meliput dan belajar dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di event seren taun di :
Upacara Seren Taun diawali dengan upacar Desa Cigugur Kec. Cigugur Kab. Kuningan ini kita bisa hadir pada setiap akhir bulan Dzulhijah atau pada bulan Rayagung pada penanggalan Islam dengan rangkaian kegiatan  ngajayak ( Menjemput Padi ), pada tanggal 18 Rayagung yang dilanjutkan dengan upacara penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya pada tanggal 22 Rayagung. 


Setelah kalian baca silahkan kunjungi lembar evaluasi : https://s.id/Literasi_BUdaya_KarNas

Ditulis dari berbagai sumber :
1. wikipedia.org
2. pusakapusaka.com

2 comments for "Seren Taun Tri Panca Tunggal"

  1. 1.Istilah Seren Taun berasal dari kata Seren dan Tahun. Dalam bahasa Sunda, Seren berarti menyerahkan. Sedangkan kata Taun artinya Tahun
    2.Di beberapa desa adat, Seren Taun biasanya dimulai dengan mengambil air suci dari tujuh sumber mata air yang dikeramatkan. Air dari tujuh mata air tersebut kemudian disatukan dalam satu wadah dan didoakan.
    3.Selain leuit-leuit di atas, ada pula leuit pangiring.

    ReplyDelete